Seperti yang saya tulis di post sebelumnya (Gulai Siput Kuantan), fakta dilapangan Gulai Siput Kuantan belum menjadi menu di restoran dan rumah makan di Teluk Kuantan apalagi di Pekanbaru Riau.
Saya teringat ketika mengunjungi Ha Noi akhir tahun 2007, bersama teman-teman peserta workshop dari negara-negara ASEAN kami dijamu makan malam di Restoran Vietnam oleh panitia. Menu yang paling berkesan bagi saya adalah Vietnamese Escargot. Masakan ini berbahan baku daging siput cincang yang dicampur bumbu dan dibungkus dengan sehelai kecil daun beraroma (saya sudah agak lupa, mungkin serai wangi), kemudian disumbatkan kembali ke cangkangnya dan dikukus. Saya pikir cara pengolahan seperti itu membuat aroma siput tertutupi tetapi rasanya tetap original.
Vietnamese Escargot
Siput yang digunakan di Vietnam berukuran lebih besar dari siput sawah tapi lebih kecil dari keong emas (seukuran sekitar 3 butir kelereng) dan berwarna hitam kecoklatan.
Escargot [baca ɛskaʁɡo], merupakan bahasa Perancis untuk siput, juga untuk menyebut masakan Perancis yang terbuat dari siput. Mengingat Vietnam pernah menjadi jajahan Perancis, saya menduga Vietnamese Escargot merupakan adaptasi Escargot a la Perancis dengan menggunakan siput dan bumbu lokal Vietnam.
Menikmati Vietnamese Escargot di Ha Noi, membuat saya bermimpi Gulai Siput Kuantan menjadi menu Hotel dan Restoran di Pekanbaru atau setidaknya di Rumah Makan di Teluk Kuantan. Mungkin orang Eropa akan menyebutnya Kuantanese Escargot??? Gulai Cipuik juga keren kok.
Menjadi menu restoran dan hotel berbintang...
...juga dijajakan di kaki lima
Saya teringat ketika mengunjungi Ha Noi akhir tahun 2007, bersama teman-teman peserta workshop dari negara-negara ASEAN kami dijamu makan malam di Restoran Vietnam oleh panitia. Menu yang paling berkesan bagi saya adalah Vietnamese Escargot. Masakan ini berbahan baku daging siput cincang yang dicampur bumbu dan dibungkus dengan sehelai kecil daun beraroma (saya sudah agak lupa, mungkin serai wangi), kemudian disumbatkan kembali ke cangkangnya dan dikukus. Saya pikir cara pengolahan seperti itu membuat aroma siput tertutupi tetapi rasanya tetap original.
Siput yang digunakan di Vietnam berukuran lebih besar dari siput sawah tapi lebih kecil dari keong emas (seukuran sekitar 3 butir kelereng) dan berwarna hitam kecoklatan.
Escargot [baca ɛskaʁɡo], merupakan bahasa Perancis untuk siput, juga untuk menyebut masakan Perancis yang terbuat dari siput. Mengingat Vietnam pernah menjadi jajahan Perancis, saya menduga Vietnamese Escargot merupakan adaptasi Escargot a la Perancis dengan menggunakan siput dan bumbu lokal Vietnam.
Menikmati Vietnamese Escargot di Ha Noi, membuat saya bermimpi Gulai Siput Kuantan menjadi menu Hotel dan Restoran di Pekanbaru atau setidaknya di Rumah Makan di Teluk Kuantan. Mungkin orang Eropa akan menyebutnya Kuantanese Escargot??? Gulai Cipuik juga keren kok.
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
tulis sendiri, komen sendiri :)
Pak, benaran enak gak?
Lah kok aku ngiler ya hahhaa
@Diponegoro Adv: enak sih nggak, unik aja & sedih masih banyak kuliner asli Indonesia yang belum dikenAL LUAS
escargot ya? orang eropa suka banget makanan itu. kalo di linggau orang bilang namanya liling, tapi ukurannya lebih kecil
siput ukuran 3 kelereng? kalao disini kok ukuranya segenggaman tangan yaks. atau jangan2 siput yang disawah itu yaks. kalao di jawa nyebut e Krencong :d
Blum pernah nyoba mkan Siput jadi blum bisa Comment apa2 tapi dari tekstur nya Embun ga suka, hehe
Gulai Cipuik, i like this so much...
disini namanya Tutut, tapi jaaaaaaaaaaaaauh lebih enak gulai cipuik asli kuansing...
ah, jadi pengen pulang eung...