Menurut data Cina Koying telah melakukan perdagangan dalam abad ke 3 M juga di Pasemah wilayah Sumatra Selatan dan Ranau wilayah Lampung telah ditemukan petunjuk adanya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh Tonkin atau Tongkin dan Vietnam atau Fu-nan dalam abad itu juga. Malahan keramik hasil zaman dinasti Han (abad ke 2 SM sampai abad ke 2 M) di temukan di wilayah Sumatera tertentu.
Adanya kemungkinan penyebaran berbagai negeri di Sumatera Tengah hingga Palembang di Selatan dan Sungai Tungkal di utara digambarkan oleh Obdeyn (1942), namun dalam gambar itu kedudukan negeri Koying tidak ada. Jika benar Koying berada di sebelah timur Tupo atau Thu-po, Tchu-po, Chu-po dan kedudukannya di muara pertemuan dua sungai, maka ada dua tempat yang demikian yakni Muara Sabak Zabaq, Djaba, Djawa, Jawa dan Muara Tembesi atau Fo-ts’I, San-fo-tsi’, Che-li-fo-che sebelum seroang sampai di Jambi Tchan-pie, Sanfin, Melayur, Moloyu, Malalyu. Dengan demikian seolah-olah perpindahan Kerajaan Malayu Kuno pra-Sriwijaya bergeser dari arah barat ke timur mengikuti pendangkalan Teluk Wen yang disebabkan oleh sedimen terbawa oleh sungai terutama Batang Tembesi. Hubungan dagang secara langsung terjadi dalam perdagangan dengan negeri-negeri di luar di sekitar Teluk Wen dan Selat Malaka maka besar kemungkinan negeri Koying berada di sekitar Alam Kerinci.
Keberadaan Koying yang pernah dikenal di manca negara sampai abad ke 5 M sudah tidak kedengaran lagi. Diperkirakan setelah Koying melepaskan kekuasaanya atas kerajaan Kuntala, kejayaan pemerintahan Koying secara perlahan-lahan menghilang. Koying yang selama ini tersohor sebagai salah satu negara nusantara pemasok komoditi perdagangan manca negara sudah tidak disebut-sebut lagi. Keadaan seperti ini sebenarnya tidak dialami Koying saja, karena kerajaan lain pun yang pernah jaya semasa itu banyak pula yang mengalami nasib yang sama.
Namun yang jelas, di wilayah Alam Kerinci sebelum atau sekitar permulaan abad masehi telah terdapat sebuah pemerintahan berdaulat yang diakui keberadaanya oleh negeri Cina yang disebut dengan negeri Koying atau kerajaan Koying. (Bersambung...)
Tulisan ini adalah sambunga dari postingan Nusantara Dalam Lintasan Sejarah
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
Sip om, bisa jadi krepean untuk ulangan sejarah ni,
Katanya Ini yang sebenarnya disebut Sriwijaya?
Haha.. gak tau ah... Selalu banyak kontroversi membahas Sriwijaya
Sejarah yang perlu dipelajari dan dicermati....Rupanya banyak sejarah d Indonesia!!!
Ilmu sejaran penting, tapi saya kurang tergugah untuk terus mempelajarinya.
klo baca2 kerajaan ini mah inget kerajaan majapahit yg diaudiokan lewat drama radio... seruuu....
Tentang sejarah yah>>> bagus bru... hidupkan sejarah bangsa. tukeran link yuk.
kapan ya bisa jalan2 ke jambi lagi
dulu nggak sempat menengok artefak2 tsb
sekarang semua orang bisa bikin blog ngarang sejarah demi kepentingan kaumnya biar bergengsi atau apalah. Beberapa tulisan bikin semaksimal mungkin karna bukan daerahnya. Eh giliran kampungnya dibaguskan atau keren benar sejarahnya yg aslinya ditutupi hehe. Saya paham gaya tulisan anda. Disini baik dihalaman lainnya Pembohongan! atau berusaha meyakinkan orang dengan karangan konyol! selamat untuk anda semoga kampung dan kaum anda bisa terangkat walaupun dengan cara bodoh dan picisan.. damn!