Momen pelaksanaan iven pacu jalur, iven nasional 2010 di Tepian Narosa Teluk Kuantan, banyak dimanfaatkan kalangan sebagai ajang promosi bagi produk mereka.
Karena, ini merupakan kesempatan paling baik, karena setiap harinya dikunjungi ratusan ribu masyarakat Kuansing.
Begitu juga dari kelompok pencinta tradisi dan budaya Kuansing ini. Sejak dihelatnya pacu jalur 29 Juli 2010 ini di helat hingga Ahad (1/8), Museum Virtual Kuantan Singingi (MVKS) menggelar pameran tentang sejarah pembentukan negeri ini, aneka ragam budaya serta pacu jalu itu sendiri.
Kendati buku-buku tentang sejarah, budaya, foto-foto yang berkaitan dengan kebudayaan Kuansing ini belum begitu banyak yang bisa ditampilkan, stand pameran mereka yang berada persis di depan Radio Pemerintah Daerah (RPD) Kuansing di kawasan Taman Jalur tetap banyak dikunjungi orang. Bahkan, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kuansing, Tarmis SPd MH yang meresmikan dan mengunjungi Museum Virtual Kuansing, sempat menyanjung dan menyampaikan apresiasi apa yang dilakukan kalangan muda Kuansing ini, sebagai upaya untuk melestarikan tradisi dan budaya yang ada.
Irwan Siska, Ketua Panitia Pelaksana Pameran Museun Virtual Kuantan Singingi kepada Riau Pos, Sabtu (31/7) di sela-sela pelaksanaan pacu jalur hari ketiga kemarin mengatakan, Museum Virtual Kuantan Singingi adalah group yang ada di dunia maya internet. Foto-foto yang ditampilkan dalam pameran adalah kiriman dari anggota grup maupun pihak lainnya yang mengunjungi museum virtual Kuantan Singingi ini di dunia maya melalui facebook.
Group Museum Virtual Kuantan Singingi (MVKS) di facebook di bentuk pada 16 Maret 2010 lalu. Ide ini muncul dari diskusi virtual jaringan sosial antara anak jati diri Kuansing di beberapa kota di Indoensia yang memiliki minat dan perhatian terhadap pelestarian budaya Kuantan Singingi.
Dalam masa tiga bulan sejak dibentuknya hingga 24 Juni 2010, anggota group ini sudah mencapai 902 orang tersebar di Indonesia bahkan Malaysia. Grup MVKS ini bertujuan menumbuhkan kesadaran pewaris alam dan budaya Kuansing tentang pentingnya upaya konservasi benda dan non benda warisam alam dan budaya. Kedua, menjaring informasi dan gambar tentang sejarah dan warisan budaya Rantau Kuantan dan Singingi dari para anggota.
Ketiga, mendedahkan informasi dan gambar tersebut di laman facebook. Keempat, sebagai ajang silaturrahmi dan forum diskusi yang terbuka tentang alam dan budaya Kuansing dengan penekanan pada upaya pelestarian. Lima mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan upaya konservasi terhadap warisan budaya Kuansing dalam wadah museum formal.
Ia berharap, melalui jejaringan facebook ini, benda-benda warisan budaya yang akan diperoleh tentang negeri dan kampung halaman (Kuansing-red), lanjut mahasiswa Kuansing yang tengah menuntut ilmu di Yogyakarta ini, dapat bermanfaat dalam upaya penyelamatan (konservasi) budaya dan tradisi Rantau Kuantan Singingi. (Riau Pos)
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
Bagus juga idenya: pameran kebudayaan. Biar para pemuda yang lebih akrab internet daripada budayanya tetap bisa mendapatkan informasi mengenai budaya itu
Salam ukhuwah
mantap acaranya sob..
salam kenal mas, sy asal dari dumai nih, sekarang perantaun