Ketika mendiskusikan Pekanbaru di Mata Blogger (Traveler) ada pendapat bahwa sepatutnya pariwisata Riau di arahkan sebagai MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) City.
Terkait dengan diskusi tersebut, saya membaca berita bahwa pekan ini diselenggarakan konferensi internasional bertajuk "Measurement and Mitigation of Environmental Impact of Palm Oil Production" yang di selenggarakan 23-25 Februari 2010, Grand Hyatt Hotel, Bali, Indonesia. Mengapa konferensi itu di selenggarakan di Bali? Bali bukan daerah produksi kelapa sawit. Mengapa tidak di Riau? Sebagai produsen minyak sawit utama Indonesia, Pekanbaru patut untuk menjadi tuan rumah konferensi itu.
Sebagai perbandingan, "World Ocean Conference and Coral Triangle Initiative Summit" yang dilaksanakan di Manado Sulawesi Utara pada tanggal 11-15 Mei 2009. Sebagai wilayah yang memiliki wilayah laut cukup luas yang kaya dengan kekayaan alam bawah laut, Manado memang pantas menjadi tuan rumah konferensi tersebut.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa pemilihan venue pertemuan dan konvensi internasional tidak hanya karena alasan tersedianya fasilitas gedung pertemuan dan akomodasi yang bertaraf internasional. HERITAGE, CULTURE, ART, TOURISM, and UNIQUE tetap menjadi pertimbangan.
Bila memang pengembangan pariwisata Riau diarahkan ke MICE City, nampaknya semua pihak harus berusaha sangat keras untuk mewujudkannya. Karena Riau tidak hanya bersaing dengan kota-kota yang sudah sejak jauh hari menjadi MICE city, tetapi juga berpacu dengan kota-kota yang berambisi dan sedang berupaya menjadi alternatif MICE city seperti Kota Manado dan Kota Solo ( baca http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/10/28/36686/Solo-Didorong-Menjadi-MICE-City.)
Dan yang paling penting adalah dukungan semua pihak. Saya sering membaca di situs jejaring sosial, banyak kritik bahwa Riau menjadi tuan Rumah berbagai event hanya menghamburkan APBD. Mungkin kritik itu ada benarnya. Barangkali sebagian masyarakat belum melihat memanfaatnya bagi mereka. Tentu saja ini tantangan untuk mengupayakan event-event MICE untuk menggerakkan perekonomian lokal secara optimal. Saya yakin jika Pekanbaru bisa menjadi MICE City, banyak manfaat yang akan didapat. Riau menjadi lebih dikenal dan pendapatan juga akan meningkat.
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
Semoga ke depan Riau bisa terus berbenah diri di segala bidang khususnya di bidang pariwisata ini. Dan yang paling penting diperhatikan adalah kualitas sumber daya manusianya. Mengapa yah hingga saat ini peningkatan sumber daya masyarakat Riau masih jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah2 lainnya. Padahal kalau secara kasat mata kita bisa melihat betapa Riau adalah salah satu daerah kaya. Entahlah...
KLo rewujud bisa-bisa ga ada listrik padam lagi di PKU ya bang
@Rita: memang masih tertinggal, tapi saya lihat ada upaya akselerasi, semoga saja APBD yg besar tu tak mubazir
@dafiD: hehehe listriknya dulu yg dibenahi...it almost a must
saya belum pernah ke riau si, jadi ga bisa banyak komentar. Tetapi menurut saya pemerataan untuk diadakan acara2 penting itu perlu. karena jakarta sudah terlalu sumpek. jadi subsidi pemerintah ga cuma ngalir di pusat aja.
wow kalau begitu emang sebagai putra daerah riau harus bekerja keras.. ayo semangad !