Godaan untuk backpacking timbul ketika saya mendapat tugas kantor
Saya mendapat info dari sahabat yang sedang sekolah di Australia, bahwa Cairns merupakan kota wisata dan banyak penginapan murah. Setelah browsing sana-sini saya menemukan backpacker hostel dengan harga yang sangat murah, dan memesan kamar untuk beberapa hari di Cairns. Budget dari sponsor yang cuma cukup untuk akomodasi selama pre-conference worshop
Lelucon terjadi di Imigrasi di Bandara Cairns. Petugas imigrasi berulang-ulang menanyakan apa jenis passport saya dan di mana saya akan tinggal. Padahal jenis passport sudah tertera di buku passport sedangkan alamat di Cairns sudah saya tulis dengan jelas di form imigrasi. Kenapa petugas imigrasi jadi bingung??? Hehehe mungkin... emang nggak lazim ada official suatu negara yang menggunakan passport dinas, nginap di backpacker hostel. Oh Ibu Pertiwi...maafkan anakmu telah menjatuhkan citra PNS negaraku di depan petugas imigrasi negara asing...
Hostel adalah tempat penginapan para backpackers dimana satu kamar terdiri dari beberapa tempat tidur, biasanya model tempat tidur bertingkat (bunk bed), ini definisinya Trinity si ratu backpacker. Di hostel yang saya tumpangi, kamar atau dorm berkapasitas 4 orang: ada satu bunk bed dan dua dipan single. Dasar culun tadinya saya tidak tahu kalau di kamar hostel yang saya tumpangi sistem gabungan cewek dan cowok dalam 1 kamar. Waktu kami masuk (saya dan seorang teman dari Jakarta) sudah ada penghuni kamar seorang cowok - ABK kapal nelayan Newzealand, kemudian pada malam kedua masuk mahasiswi asal Sydney. Inilah pengalaman pertama (dan terkahir) saya tidur sekamar dengan perempuan bukan mukhrim (katanya sih kalau sama-sama tidur doesn't matter, yang masalah kalo sama-sama bangun hahaha).
Tinggal di backpacker hostel juga bisa ngirit pengeluaran untuk makan, kalau mau masak sendiri. Backpacker hostel menyediakan dapur bersama dengan peralatan yang sangat lengkap. Bahan makanan cukup mudah didapat, untuk makanan Asia hanya beberapa langkah dari hostel ada Asian Food Store milik Malaysian Chinese. Karena mau praktis saya cuma masak mi instant + telur. Selebihnya mengganjal perut dengan apel yang dibeli di Rusty’s Market (pasar tradisional ala Cairns), juga cuma beberapa langkah dari hostel tempat saya menginap. Saya sudah cukup kenyang dengan 2 x coffee break dan lunch yang disediakan di conference.
Dasar culun, saya nggak ngebayangin hostel itu akan sangat brisik. Di dekat resepsionis ada bar tempat tamu-tamu ngumpul-ngumpul dan berpesta sepanjang malam dengan suara hingar bingar. Belum lagi kawan sekamar yang balik ke kamar dalam keadaan mabok. Lain kali kalau nginap di hostel lagi, saya mau bawa ear protectors kayak yang dipake petugas parkir pesawat di bandara, biar bisa tidur nyenyak.
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
Pertamax
keduax
aduh.. penyakit amax-amax.. kawan-kawanku kambuh :(( lol
Wah, berarti tempat itu benar hingar bingar ya....memang perlu bawa ear protectors tu, biar adem tanpa bunyi satu suarapun , jika nginap disana...he..he..he
Amazing write I want to appreciate the author. I liked to read that. Thank you so much for sharing the post with all. You are bookmarked.