Maka pada tanggal 25 Januari 1949, bertempat di Balai Adat Koto Tinggi Pangean yang diprakarsai oleh Ja’far Thaher selaku wali militer bersama Pemuka Adat, Cerdik-Pandai, Alim Ulama, Pemuda, Dukun, dan Guru-guru Silat Pangean. Maka dari hasil musyawarah mupakat itu terbentuklah kesatuan Gerilya Pangean dengan nama Elang Pulai.
Menurut sejarah, Elang Pulai adalah seekor burung elang yang keramat, bersarang di puncak sebatang kayu bernama Pulai yang tumbuh di Ujung Taye (tempat yang dikeramatkan masyarakat pangean, sebab ditempat itu terpendamnya para guru-guru silat pangean). Setiap pasukan Elang Pulai yang akan diberangkatkan ke medan perang, maka berziarah terlebih dahulu ke Ujung Taye.
Tanggal 1 maret 1949 pertama kalinya pasukan Elang Pulai turun ke medan tempur, berangkat menuju Kelayang dipimpin oleh Onur Bungkuk dengan sembilan orang anggota.
Tanggal 5 Maret 1949, pasar Cerenti diduduki Belanda dan Pulau Panjang Inuman menjadi front pertahanan kita. Pertengahan bulan maret 1949 semua pasukan dari nagori serantau kuantan; Pasukan Gajah Putih dari Simandolak, Harimau Rimba dari Toar, Halilintar dari Gunung, Tabah Hati dari Lubuk Jambi, Harimau belukar dari Lubuk Ambacang, berangkat menuju front pertahanan tersebut.
Tanggal 19 Maret 1949 Pasukan Elang Pulai dipimpin oleh Harun Haban dan Intan Judin dengan 30 angota ditambah 40 orang penduduk. Diberangkatkan dari Surau Godang Teluk Pauh Pangean. Dilepas oleh pemuka-pemuka masyarakat termasuk urang padek-padek.
[to be continiue]
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
pertamaXXX...............
dizaman sekarang ini masih ada gk ya burung elang pulai ini..
ada tu mbak di bengkalis.........
hihihi,,, PIS
lumayanlah, ranking ampekkk. Hmmm, nyontek dimana neh. Pasti dulu waktu sekolah pelajaran kesukaannya sejarah...huakakakakak
Posting menarik kawan. Banyak sejarah perjuangan bangsa yang terendap memang.Dan tugas blogger untuk mengungkapnya...
wah bagus ,darimana tuh sumbernya..kalau perlu dimasukin ke dalam kurikulum pelajaran sejarah lokal untuk sekolah2 di kuansing
@Kristina; masih ada sih.. tapi dah jadi barang langka..getoo,,,,
@Eri-C; sumbernya dari tetua Pangean dan beberapa buku sbagai referensi..
tunggu kisah selanjutnya... siip..
wou.. dah lama ni.. ga baca2.. sejarah lokal....
keren dah..
ayo smngat.. kmbangkanlagi..
Wahhhhh asyik banget nih...keren beritanya... yang kayak gini baru namanya pemuda...senang aku.
burung elang tu keren gilaaaa!
Wadu.. lg seru2 baca.. ternyata bersambung ya ceritanya Bro.. Ayo dong dilanjutin lagi...!!!
Ceritanya bagus..
Oh ya... usul nih Bro.. gimana klo artikel ato ceritanya.. disebutin sumbernya.. dari pelaku sejarahnya, cerita turun-temurun, ato dari artikel lain..?
Hanya sekedar saran lo...
ditunggu sambungannya, jadi penasaran nih hehe.... :)
Ingat mendiang...
Makasih postingannya Mo... Jangan lama-lama ya sambungannya
Blog tempat belajar sejarah.. hehehe
makasih telah berkunjung di blog q juga
mat siang pendatang baru dari yogya nich
dpt tambahan ilmu sejarah nih.
tulis donk refernsi nya ato sumbernya biar kita biusa baca bukunya klu smbrnya dr buku, ato orangnya siapa kita bisa nanya jg...
tp artikel bgus. lanjutkan...