-

December 07, 2008

Silat Pangean Versi Lain

Pada jaman ± 1500 M Kerajaan Pagar Ruyung masih memeluk agama Hindu pada masa Raja Paku Alam II. Kerajaan Pagar Ruyung adalah kerajaan Minang Kabau yang terbesar dan termansyur pada saat itu. Pada masa itu datanglah penyiar agama Islam ketanah Pagar Ruyung dari Persia yang bernama Syech Burhanudin. Agama islam yang diajarkan oleh Syech Burhanudin awalnya ditolak oleh pihak kerajaan dan masyarakat tetapi Syech Burhanudin selalu melakukan pendekatan-pendekatan dengan penduduk Minang Kabau baik penetrasi melalui budaya tempatan maupun dari rumah kerumah. Syech Burhanudin menyebarkan agama Islam tidak sendirian tetapi dia dibantu oleh murid-muridnya, Malin nan Putiah adalah murid Syech Burhanudin yang terkenal pada saat itu.

Dalam adat Minang Kabau istri Raja atau permaisuri disebut dengan Bundo Kanduang. Adik kandung perempuan dari Bundo Kanduang bernama Bundo Panjago Adat dan suami dari Bundo Panjago Adat bernama Datuak Panjago Nagori. Akibat Bundo Kanduang tidak memiliki keturunan dengan Raja Paku Alam II maka dia mengangkat anak dari anak Bundo Panjago Adat anak tersebut bernama Siti Hasimah. Siti Hasimah dibesarkan dalam lingkungan relegius dan adat-istiadat Minang Kabau, dia anak kesayangan dari Bundo Kanduang. Siti Hasimah mempunyai guru ngaji bernama Malin nan Putiah, murid dari Syech Burhanudin yang akhirnya Malin nan Putiah tersebut mempersunting Siti Hasimah menjadi istrinya. Perkawinan Siti Hasimah dengan Malin nan Putiah menghasilkan tiga orang keturunan atau pangeran.

Anak pertamanya diberi nama Ahmad, anak kedua dengan nama Syarif dan anak ketiga dengan nama Ali. Siti Hasimah belajar silat melalui mimpi, ini didapatkannya karena Penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dan nilai-nilai relegius yang diamalkan Siti Hasimah disertai rajin membaca kitab suci Al-Qur’an dan melaksanakan ibadah Sholat wajib dan sholat malam. Siti Hasimah yang dalam sapaan kependekarannya bernama “Inyiak Simah atau Olang Bagegah” mempunyai dua orang saudara kandung yaitu Siti Fatimah dan Siti Halimah serta satu orang saudara angkat yaitu Ismail yang bergelar dengan nama Datuak Bolang.

Akibat kekacauan yang terjadi didalam kerajaan Pagar Ruyuang maka Inyiak Simah pergi merantau ke hilir daerah Minang Kabau untuk menyebarkan agama Islam, tiga orang putranya dititipkannya dengan pamannya yaitu Datuak Bolang sekaligus belajar ilmu beladiri/silat dengan Datuak Bolang tersebut. Akhir petualangan Inyiak Simah singgah disebuah negeri disalah satu didaerah aliran sungai Kuantan yang pada saat itu negeri tersebut belum ada nama, karena belum ada nama maka Inyiak Simah memberi nama tersebut dengan nama Pangean, nama tersebut terinspirasi dari nama daerah kampung halaman orang tua Inyiak Simah yaitu Pangian diLintau.

Dari sinilah dikenal asal muasal nama Pangean dan silat Pangean yang dikenal ke penjuru negeri. Negeri tersebut berada diwilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau.
Dinegeri baru tersebut Inyiak Simah menetap. Selang beberapa tahun Inyiak Simah merantau hal tersebut menimbulkan kegelisahan dari suaminya Malin nan Putiah, oleh sebab itu Malin nan Putiah mengutus Datuak Bolang dan ketiga anaknya untuk mencari Inyiak Simah. Akhirnya Inyiak Simah bertemu dengan Datuak Bolang, Ahmad, Syarif dan Ali dinegeri Pangean. Di Pangean inilah Inyiak Simah dan anak-anaknya menyusun kekuatan dan mengajarkan Silat kepada anak-anaknya.

Datuak Malin nan Putiah akhirnya menyusul mencari Inyiak Simah dan anak-anaknya dengan hilir kemelalui sungai Batang Kuantan, pencarian Datuak Malin nan Putiah tidak sia-sia, dia menemukan anak dan istrinya di Pangean. Datuak Malin nan Putiah membujuk istrinya untuk pulang ke Pagar Ruyung tetapi ditolak oleh istrinya karena udah merasa nyaman dan tentram hidup didaerah baru tersebut (red:Pangean), dan pada akhirnya terjadi pertengkaran dan perkelahian antara Inyiak Simah dan Datuak Malin nan Putiah, sebelum berkelahi mereka mengadakan perjanjian yaitu jika Inyiak simah Kalah maka dia bersedia untuk pulang ke Pagar Ruyung dan sebaliknya.

Didalam perkelahian itu terucaplah beberapa petuah oleh Inyiak Simah yaitu “ somuik bah iriang tah pijak indak mati alu tah aruang patah tigo, makan abih-abih manyuruak hilang-hilang, ompek ganjial limo gonok” makna petuah tersebut sangat dalam maknanya dan memiliki nilai spritual dalam silat Pangean. Akhirnya pertempuran itu dimenangkan oleh Inyiak Simah dan Malin nan Putiah akhirnya mengikuti keinginan Inyiak Simah dan menetap di Pangean.

Didalam gelar kepandekaran Ahmad dikenal dengan nama Pendekar Baromban Bosi, dia sebagai seorang yang mengerti dan memahami agama dan hukum adat-istiadat. Syarif dikenal dengan nama pendekar dari Utara yang menyebarkan Silat dan agama islam kearah Utara Pangean dan Ali bergelar Pendekar dari Selatan yang menyebarkan silat dan agama islam kearah selatan Pangean. Sedangkan Datuak Bolang melakukan ekspansi agama islam dan menyebarkan agama Islam kearah Melayu Kepulauan atau Terempak Natuna dan Malaka. Datuak Bolang ini lah yang nantinya bergelar Hang Tuah didaerah perantauan.

Tanah Pangean terkenal pula dengan persilatannya, nama yang tak asing bagi pesilat di Kuantan. Silat ini diwariskan secara turun temurun. Silat Pangean diajarkan kepada anak dan kemenakan. Dalam gerakan, silat Pangean dikenal dengan gerak lembut dan gemulai. Meski begitu setiap gerakan menyimpan efek yang mematikan. Aliran silat Pangean ada dua jenis yaitu Pangean Bathino yang langsung dwariskan oleh Inyiak Simah dan Pangean jantan yang diwariskan oleh Datuak Bolang. Pangean jantan gerakannya sedikit kasar dan dipergunakan untuk perang atau pasukan terdepan dalam siasat perang adat Pangean, terkadang Pangean Jantan ini banyak disalah gunakan oleh pesilat Pangean kearah kiri atau ketabiat negatif. Sedangkan Pangean bathino gerakannya yang lemah gemulai dan lunak diperuntukan bagi pangeran-pangeran kerajaan atau keturunan raja, aliran Pangean Bathino ini dikenal dengan nama khas sebagai ilmu pangean kebathinan. Jadi Silat Pangean Jantan berasal dari Lintau yang diwariskan oleh Datuak Bolang dan Pangean Bathino berasal dari Pangean saluh satu daerah diKabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Kini, dalam mencapai tujuan pengembangan silat dan dalam rangka melestarikan kebudayaan masyarakat Pangean, penghulu adat membuka laman silat di samping Mesjid Koto Tinggi Pangean. Sebuah bukit di Pangean yang bernama Bukit Sangkar Puyuh sekarang Koto Tinggi Pangean. Nama bukit ini diambil dari bentuknya yang memang seperti Sangkar Burung Puyuh. Di sini sebuah balai adat didirikan. Selain itu, dalam rangka pemerataan keterampilan silat, para guru silat Pangean memberi izin untuk dibukanya laman silat di masing-masing banjar. Dalam penerapannya, silat Pangean terdiri dari permainan dan pergelutan. Tarian silat sambut menyambut serangan ini sering dimainkan di halaman. Hal ini berbeda dalam pengajaran silat kepada murid tingkat atas yang dilakukan di rumah. Silat didalam rumah ini yang disebut dengan Silat Pangean Kebathinan. Seiring berjalannya waktu silat Pangean mendapat perhatian yang luas. Tidak hanya di rantau Kuantan, tapi mulai dikenal di Indragiri dan daerah Riau lainnya. Bahkan pengaruh silat Pangean juga tumbuh diluar negeri seperti di Negara Malaysia, Singapura dan Pathani Thailand.

(SUMBER : NEKEGH BIJAK PENDEKAR LAMAN DATUK KAYE DEWA PERKASE & GURU TUO NAN BAROMPEK LAMAN PANGEAN BATHINO)

Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan


Baca Juga Artikel Pekanbaru Riau Dibawah ini:

Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru dari www.sungaikuantan.com di inbox anda:

Comments :

18 komentar to “Silat Pangean Versi Lain”

Istana Pagaruyung sudah habis terbakar.. Sayang sekali ya..

Dewi Febsuri said...
on 

wah bos...blog nya jadi gudang sejarah..keren nambah2 ilmu pengetahuan

Queen Diary said...
on 

Setahu saya, ini blog pertama yang paling lengkap mengangkat rantau kuantan ke internet. Salut.

Anonymous said...
on 

seeeep

Ferie said...
on 

mantap postnya. menambah wawasan baru akan Indonesia.

Anonymous said...
on 

Thx informasinya bagus banget. Dari nghak tau apa2 jadi tau sejarah budaya kita sendiri

Anonymous said...
on 

Dakwaan dalam posting mengatakan Hang Tuah adalah Datuak Bolang, memerlukan kajian lebih terperinci. Hang Tuah merupakan satu lagenda. Sampai saat ini bukti yg benar2 kukuh tentang kewujudan Hang Tuah pun masih samar.Mati tidak berkubur hilang begitu sahaja.Walhal, jika benarlah Hang Tuah itu orang terbilang yg betul wujud pastilah dia di sanjung tinggi dan kuburnya dimuliakan. Tak mungking orang yang begitu hebat dan terkenal boleh hilang begitu sahaja. Lainlah jika Hang Tuah cuma metos....

Sheikh Sambal said...
on 

Hangtuah tu dari Pagaruyuang?? Tapi baa ndak ado curito nyo di ranah minang??

Mohon penjelasannyo..

Rangkayo Basa Batuah said...
on 

informasi ini jauh dari kebenaran....silat pangean tak ada hubungannya dengan sumatera barat, apalagi pagarruyung, silat pangean berasal dari mekkah, utk info selengkapnya datanglah ke pangean

deen putra pangean said...
on 

saya adalah seorg malin silek pangean jantan...

apakah semua ni dapat di pertanggung jawab kan kebenaran ny???

Anonymous said...
on 

aduh... puyeng nih....
apa lagi yg koment ga bikin link...
jantan ga yah?????
salam kenal..........

marla sweet said...
on 

katanya... laman jantan....

marla sweet said...
on 

aoakah ada kaitan silat pengean dan silat pendekar bertuah http://kliks.my/bertuah

otaistillkick said...
on 

@paparem; berdasarkan Nekar Bijak..
semua itu berkaitan..

Anonymous said...
on 

saya sangat tertarik dengan ulasan sejarah pendekar pangean ini, namun untuk lebih meperdalam pengetahuan sy tentang sejarah ini kalau boleh tau referensinya diambil dari buku dan tulisan siapa. mohon infonya

Anonymous said...
on 

saya sebagai anak pangean merasa bangga kepada anda,, telah mempublikasikan tentang nagori pangean.terimah kasih kepada saudara, semoga inspirasi anda menjadi tauladan bagi anak2 pangean.

Mr.Zoel said...
on 

Deen Putra Pengean !

Kok silat Pengean dari Mekkah, apakah orang-orang Arab bisa bersilat seperti orang Minang atau orang Sunda ?

cerven22 said...
on 

Apa-apa dibilang dari Pagaruyung... !
Kerajaan Pagaruyung saja msh blm jelas sejarahnya, siapa rajanya? keturunan siapa? Siapa nama asli bundo kanduang? Bagaimana silsilahnya?
Yg disebut cuma Gelarnya... yg dpt mengundang beribu pertanyaan.
Apa ini usaha menghilangkan/menutup sejarah asli Pagaruyung yg berasal dr keturunan kerajaan Singosari+Jambi.


Kenyataannya adalah Wajar rumah gadang yg dibilang Istana Pagaruyung ditembak petir tunggal, krn memang alam / leluhur mereka sendiri sudah marah dgn orang/Datuk yg membelok-belokkan sejarah leluhurnya yg sakral.
Apalagi sejak SBY diangkat sbg Datuk di SumBar, padahal beliau bukan orang asli Minang kabau...jd, wajar sudah 2 kali rumah gadang ditembak petir sejak 200 tahun yg lalu.
Ntahlah jika tetua adat disana memang ingin mengambil hati SBY agar lebih diperhatikan, ingat...adat yg sakral jgn dicampur adukkan dgn politik.

Ada jg yg mengatakan bhw Raja Siak berasal dr Pagaruyung tanpa menjelaskan sejarah awalnya yg sesungguhnya Raja Siak berasal dr Johor Malaysia.

Dan sekarang, Silat Pangean yg berasal dr Cina malah dibilang berasal dr SumBar.

Ingat,sejarah dunia mengatakan Persilatan berasal dr CINA.
Jd, jgnlah sejarah org dibilang sejarah kita.

Anonymous said...
on 

Bagaimana Pendapat Anda?

KOMENTAR Sobat Adalah Nyawa Blog All About Pekanbaru Riau ini, Tentunya Blog Sobat Juga, Jadi Kita Sesama Blogger Mari Saling Menghidupi... Hehehe....

Bagi yang BELUM PUNYA BLOG bisa pakai 'Comment As: name/URL. masukkan nama dan FS, FaceBook, Multiplay atau lainnya (contoh: http://facebook.com/nanlimo)

 

SungaiKuantan.Com Site Info


TopOfBlogs