Berawal dari pelatihan pemanfaatan hasil penelitian, pengabdian masyarakat dan kreatifitas mahasiswa yang berpotensi paten. Dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) di Pekanbaru (17-19/4) lalu. Hal ini membuat ruang penelitian Fadil, salah satu dosen Fakultas Teknik Unri ini berpotensi dipatenkan.
Setelah melalui seleksi awal. Fadel termasuk 200 orang yang layak mengajukan usulan. Setelah melalui tahapan penyeleksian berikutnya. Ia termasuk tiga puluh enam orang yang lulus seleksi. Menyisihkan dosen-dosen dari universitas lain yang ikut penyeleksian Draff Paten Dikti .
Berdasarkan rekomendasi Dikti itulah, maka Rabu (23/7) lalu Padil. MT mendaftarkan penelitiannya. Ide penelitian Fadil terinspirasi ketika melihat proses industri pertanian di Riau yang selalu menghasilkan limbah.
Seperti halnya limbah padat (biomassa) sawit. Menurutnya banyak yang terbuang sia-sia seperti batang sawit, cangkang sawit, pelepah sawit, tandan kosong sawit, sabut sawit yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia pun berpikir bagaimana untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi asap cair yang bisa digunakan sebagai pengganti formalin. “Kita jadikan limbah tadi menjadi liquid smoke. Liquid smoke ini setelah kita olah, bisa dikatakan minim efek samping. Dan baik untuk kesehatan sebagai pengganti formalin,” ungkap dosen lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini.
Selain baik untuk pengawet makanan. Hasil penelitianya ini bisa digunakan sebagai bahan pengawet bagi industri non pangan seperti karet.
Menurutnya, liquid smoke (asap cair, red) ini dioleh sedemikian rupa dari limbah padat. Melalui proses pirolisis dan absorbsi yang menghasilkan cairan.
“Limbah tersebut ternyata mengandung sumber senyawa-senyawa yang penting dari hasil pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin,” ujarnya. “ Zat zat ini yang dimanfaatkan sebagai bahan pengawet,”kata putra kelahiran Inuman, Kuansing ini.
Usulan permohonan paten nya dengan nomor P00200800485 di Departemen Hukum dan HAM (Dephum dan HAM) masih menunggu proses lajutan. Sekarang hasil penelitiannya telah memasuki tahap masa tunggu selama delapan belas bulan.
Setelah itu, akan memasuki masa publikasi selama enam bulan dan masa pemeriksaan substantif selama 36 bulan. Selanjutnya, hasil penelitian ini baru bisa diambil keputusan pada uji berikutnya.
Disitulah produk ini resmi memperoleh paten. “Semoga bisa terwujud,” ujarnya.
Informasi PON Riau 2012, Wisata, Seni dan Budaya, Kuantan Singingi, Pekanbaru dan Riau umumnya melalui sudut pandang seorang Blogger yang berasal dari Sungai Kuantan
orang kampungnya ya??, hebat...
eh udah berubah ya nama blog ini.
Luar Biasa!